Rabu, 30 Juni 2010

.jangan benci aku,mam..



saya telah membuat cerita baru yang menyedihkah..seorang anak yang jelek rupa yang ditinggal oleh ibunya.kisah ini berasal dari guru ngaji saya.selamat membaca..!!!!




Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan & membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.
Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja.
Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.
Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak.
Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya.
Sambil tersenyum ia berkata,
"Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!"
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama saya Elic, Tante."
"Eric? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga.
Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar di kepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu. Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric...
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu." tetapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tempati beberapa tahun lamanya dan Eric.. Eric...
Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun!
Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.
Namun saya tidak menemukan siapa pun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mata saya mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. .. Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau ke sini?!"
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., Mommy!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan & mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."
Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!"
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya disana. Nyonya, dosa Anda tidak terampuni!"
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.

Senin, 28 Juni 2010

"orangtua"



assalamualaikum...saya telah membuat post baru yang di ambil dari sebuah buku..
hufft..cape banget ngetiknya..akhirnya selesai juga..semoga kisah ini membuat kita sadar akan kasih sayangnya orang tua kita.selamat membaca..!!!

Suatu hari seorang sahabat pergi ke rumah orang jompo atau lebih dikenal dengan sebutan Panti Werdha dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi dengan orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.

Ketika dia sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata sang sahabat tertumpu pada seorang Opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong. Lalu sang sahabat mencoba mendekati Opa tua tersebut dan mengajaknya berbicara.

Perlahan tapi pasti sang Opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si Opa menceritakan kisah hidupnya.

Si Opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal di rumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus. Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai ke luar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi.

Apapun keinginan anak saya, saya usahakan agar terpenuhi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orang tua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka semua sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saya memerlukannya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan bahwa dia akan menjual rumah karena selain tidak efisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengah hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.

Tapi apa yang saya dapatkan? Setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.

Lalu saya tinggal di rumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan lagi semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan air mata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka ?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dahulu saya kasihi melebihi dari yang lain karena dia dulu adalah anak yang paling memberi kesukacitaan pada kami lebih dari yang lain. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di Panti Jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya di sini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.

Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat-sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya. Sejak saat itu sang sahabat selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang Opa.Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang Opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-kali sang sahabat membawa serta anak-anaknya berkunjung.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan kita.

Bukankah kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian?

Ingatlah bahwa tanpa ayah dan ibu, kita tidak akan ada di dunia ini dan menjadi seperi sekarang ini.

Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim piatu yang merindukan kasih sayang orang tua....

Sabtu, 26 Juni 2010

" Saya Sering Membuat Ibu Menangis "






Ini adalah sebuah kisah,, sebuah cerita ,,, sebuah ungkapan dan curahan hati dari seorang teman saya akan besarnya kasih sayang dari seorang ibu...
Kasih sayang yang tulus tanpa mengharap balasan apa-apa....

Ibu memang muara kasih, yang penuh cinta dan kasih sayang,, tapi tidak jarang kita sebagai seorang anak,, melupakan hal itu,,, kita bukan membuatnya bangga tetapi malah membuatnya menangis..... begitu juga yang pernah dan sangat sering saya lakukan....

Ini adalah teman ku,,,, kisah penyesalan,, karna SERING MEMBUAT IBUNYA MENANGIS.....

sebut saja saya ( fajar ) adalah anak yang paling beruntung karena mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayangi ku.... terutama ibu....

Pada suatu waktu,,, saat itu ketika aku berumur 9 tahun, aku masih duduk di bangku kelas 3 SD... Hari itu (saya lupa hari apa tepatnya) aku pulang cepat dari sekolah karena guru rapat, dan aku pun langsung berencana untuk main dengan teman2 sepulang dari sekolah.. Ketika sampai dirumah,,, terlihat ibu berdiri di teras,, menunggu ku yang sudah terlihat dari kejauhan. Dia pun menyambutku , mengajak ku masuk dan mengganti pakaian ku,,, lalu menyuruh ku makan,, tapi aku langsung menolak karna aku ingin main dengan teman2 yang sudah menunggu ku. Ibu melarang, dan baru mengizinkan pergi setelah aku makan.. aku marah, lalu langsung lari keluar rumah,,, ibu mengejar ku sambil berteriak memanggil nama ku... aku terus berlari dan tidak memperdulikannya. ketika menyebrang jalan... tiba2 aku mendengar suara deritan rem mobil,, dan ada sebuah benda keras yang menghantam tubuh ku... lalu aku tidak tahu apa2 lagi....

ketika aku terbangun,, yang ku rasakan sekujur tubuh ku terasa sakit dan ngilu,,, dan ku lihat disamping ku,,, ibu sedang menangis,, dan tiba2 ia tersenyum saat melihat aku sadar..... lalu dia mencium ku dan menangis lagi.. lalu aku bertanya... "kenapa ibu menangis,,, apakah ibu marah kepada saya?" lalu ibu menjawab.. "tidak sayang,, ibu tidak marah marah, tapi ibu hanya sedih karena ibu tidak bisa menjaga kamu".... mendengar itupun aku diam...

Setelah kejadian itu, aku selalu berusaha untuk menuruti kata2 ibu,,, karna aku tidak mau membuat ibu menangis lagi..
Tapi suatu waktu, saat itu aku duduk di kelas 2 STM....
karena pengaruh teman2, aku melakukan sebuah kesalahan yang amat besar. aku dan 3 orang temanku mengeroyok seorang siswa baru sampai dia babak belur dan masuk rumah sakit. Karena kejadian itu kepala sekolah memanggil ibu dan mengatakan kalau aku dikeluarkan dari sekolah,, tentu saja ibu berusaha dengan sekuat tenaga agar kepala sekolah bisa memberi keringanan. tapi kepala sekolah mengatakan itu adalah tuntutan dari orang tua siswa yang kami keroyok. Tapi ibu tidak menyerah, ibu memberanikan diri dan memprtaruhkan harga dirinya untuk memohon kepada orang tua siswa tersebut untuk mencabut tuntutannya. melihat kesungguhan ibu,, akhirnya tuntutan itu pun dicabut dan aku tidak dikeluarkan dari sekolah. Setelah kejadian itu,, ibu mengacuhkan aku, dia tidak pernah mau menyapa dan tidak lagi memperdulikan ku. Ke esokan harinya, ketika ayah pulang kerja, ayah langsung murka setelah tau apa yang telah terjadi,, ayah menempeleng dan menghajarku sampai aku tidak bisa berbicara dan berdiri lagi..... ketika ayah ingin memberikan pukulan selanjutnya,,, tiba2 ibu berlari ke arah ku dan memelukku sambil menangis.... dia memohon kapada ayah untuk berhenti menghukumku.. lalu ayah pun pergi.
setelah ayah pergi, ibu menggendongku ke kamar,, diletakkannya aku di atas kasur dan obatinya lukaku,, aku hanya bisa meringis sambil menangis,, tapi tak bisa bersuara,,, terlihat olehku ibu juga menangis, deras sekali tangisannya dan dia juga tidak bersuara.... dia mengusap semua luka2 ku,,,, lalu dia menciumku.... terbata2 lalu aku berkata..."ibu,,, maafkan aku,,, ibu jangan menangis, apakah ibu marah pada ku?' lalu ibu menjawab... "tidak nak,, ibu menangis bukan karena ibu marah,, tapi karena ibu tidak bisa melindungimu"...
mendengar ibu berkata seperti itu,, aku menangis lebih kencang lalu memeluk ibu,,, dan dalam hati aku berjanji tak kan membuat ibu menangis lagi...

Waktu pun berganti,,
tak terasa aku sudah lulus SMT,,, dan dalam kurun waktu itu,,, aku sangat senang karena aku tak pernah membuat ibu menangis...
Tapi ketika tiba waktu aku harus pergi ke keluar kota untuk mencoba mengadu nasib... .
Aku berpamitan sebelum pergi,,, aku memeluk ayah,, kakak-kakak, dan terakhir ibu...
Kulihat ibu menangis,,, tapi terlihat sekali dia mencoba menahan tangisannya sehingga yang terdengar hanya desahan2 kecil yang semakin terdengar pilu...
Lalu aku memeluk ibu,, aku mencium nya dan mengusap air matanya... lalu aku bertanya.. "ibu, kenapa ibu menangis? apakah ibu tidak ingin aku pergi?"..
lalu ibu menjawab..."tidak nak,,, ibu menangis bukan karena ibu tidak ingin kau pergi,, tapi ibu menangis karna ibu tak tau kapan kau akan kembali"... ia menjawab sambil menangis,,, dan bagi ku itu adalah kesedihan ku.....
aku lalu menjawab.."ibu jangan khawatir,, aku akan segera kembali untuk ibu"... lalu aku pun melangkahkan kaki, naik ke bus sambil melambaikan tangan pada mereka,mereka juga melambaikan tangan, kecuali ibu yang hanya mematung dengan mata yang berurai air mata.. tak terasa air mataku jatuh,,, aku membayangkan ibu,,, pelukannya,, ciumannya,, dan kasih sayang nya,,,,yang pasti akan sangat aku rindukan......
IBU AKU AKAN KEMBALI untukmu.........

Tak terasa, setelah setahun bekerja diluar kota, aku akhirnya memutuskan untuk pulang, menemui keluarga,, dan pastinya Ibu yang sudah sangat aku rindukan....
ketika aku tiba,, terlihat mereka semua sudah menungguku di terminal... terlihat ayah, kakak, dan ibu disana.... aku melihat ibu.. dia semakin tua... dan aku tiba2 membayangkan tangisannya...
dalam hati aku bertanya apakah ibu akan menangis???

aku turun dari bus dan langsung menemui mereka. ku peluk ayah, ku peluk kk, dan akhirnya kupeluk orang yang sangat ku rindukan,,, IBU...
Ibu tidak menangis,, tidak sama sekali.. malah dia tersenyum melihatku...
Melihat itu tiba2 air mataku jatuh dan aku menangis...
ibu lalu mengusap air mata ku... dan bertanya..."nak,, mengapa kau menangis?? apa kau tidak bahagia bertemu ibu?".....
lalu aku menjawab... "aku menangis bukan karena tidak bahagia menemui ibu.... tapi aku menangis karena teringat betapa sering AKU MEMBUAT IBU MENANGIS...."
lalu ibu pun menangis dan kami berpelukan....

IBU... AKU MENCINTAIMU..... dan aku berjanji aku tak kan membuatmu menangis lagi,,,, karna tangisanmu adalah kesedihanku,,, dan senyumanmu adalah kebahagiaan ku.....

Rabu, 23 Juni 2010

"MULIANYA HATI SEORANG IBU"

saya post dari sebuah buku..read on ^_^ !!!




Hari telah larut malam.. Suasana sangat hening, dan semua insan telah lelap dalam tidurnya. Yang terdengar hanyalah suara binatang malam yang bersahut-sahutan. Tiba-tiba keheningan malam itu terpecahkan oleh suara tangisan seorang bayi dari sebuah rumah.. Sang ibu yang tengah terlelap dalam tidurnya pun bergegas bangun dan menghampiri buah hatinya.. Rasa kantuk yang menggelayuti tidak dihiraukannya...

“Oh.. adik pipis ya?” ibu itu berkata sendiri sambil mengganti pakaian bayinya yang telah basah....

Setelah itu sang ibu pun mendekap anaknya agar berhenti menangis dan tertidur kembali. Tak lama kemudian si kecil pun tertidur kembali. Sedangkan ibu tadi, meskipun telah berusaha untuk tidur, namun matanya tak mau dipejamkan hingga fajar pun tiba.

Pengalaman seperti ini kerap sekali dialami oleh seorang ibu yang mempunyai momongan kecil, dan hampir semua ibu pernah mengalaminya.

Dari sini cobalah kita kembali merenungkan, betapa besarnya penderitaan seorang ibu. Bagaimana beratnya beliau ketika mengandung anaknya selama berbulan-bulan. Betapa sakitnya beliau ketika melahirkan anaknya, dan betapa berat dan susahnya beliau ketika menyusui. Ia jaga dan pelihara buah hatinya lebih dari menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri.

Ketika anaknya lapar, ia menyuapinya dengan penuh kesabaran. Ketika malam telah larut dan dingin, sang ibu pun meninabobokan si kecil dalam buaiannya. Dengan penuh kasih sayang ia menimangnya.



Tangan sang ibu telah banyak memberi arti dalam tiap lembar kehidupan anaknya. Saat sang buah hati ketakutan dalam gelapnya malam, sang ibu pun mendekapnya dengan penuh perlindungan dan kasih sayang. Dibisikannya kalimat-kalimat tauhid yang akan tetap terukir indah dalam hatinya, “Jangan engkau takut wahai anakku, bukan gelapnya malam yang pantas engkau takuti akan tetapi Allah Tuhan sekalian manusia. Nah sekarang hilangkanlah ketakutan itu karena Allah Maha Melihatmu dan pasti akan melindungimu”. Bisikan-bisikan itulah yang telah memberi ketenangan dan menumbuhkan keberanian pada jiwa anaknya.
Lihatlah betapa besarnya jasa ibu kepada anaknya.Tetapi kini setelah kita dewasa dan meraih apa yang kita citakan, kita balas dengan perbuatan yang sebaliknya. Seolah kita yang telah memberikan jasa dan kebaikan kepadanya. Kita perlakukan ibu bagaikan seorang pembantu dan tetangga jauh. Bahkan kadang kita menyalahkan dan bersikap kasar dengan membentaknya.Apakah pantas kita berbuat seperti itu? Pantaskah kita mengabaikan dan menyiakan segala kasih sayang dan penderitaan ibu kita selama ini? Beliau hidup susah di akhir hayatnya tanpa ada yang memelihara dan menyantuninya. Tegakah kita membiarkannya hidup bersama orang lain karena kita enggan dan malu untuk merawatnya?

Wahai saudaraku, janganlah kita hanya bisa menangis saat teringat akan ibu-ibu kita. Tapi tunjukkanlah wujud bakti kita kepada mereka. Ingatlah, tidak ada kata terlambat untuk memulainya!

Ibuku mengajariku melukis
hingga bisa kuwarnai hari

Ibuku mengajariku berlari
hingga terus kukejar mimpi

Ibuku mengajariku berdoa
berharap selalu ingat dan tak pernah lupa

Ibuku mengajariku tersenyum
mengingatkanku untuk tak selalu sendiri

Ibuku mengajariku diam
membangunku dalam kebijaksanaan

Ibuku masih terus mengajariku
tentang dunia yang tak kukenal
Untukku menatap siang dan malam

Tapi ibuku lupa mengajariku
untuk mengingat jasa-jasanya





Aku Mencintai mu IBU.....
Terimakasih atas jasa-jasamu...
Love u puLL dech hehehe..
apa jadinya aku biLa tanpa mu ibu ^_^....
I LOVE U my MOTHER mUaCChh..

Sabtu, 19 Juni 2010

POTRET ANAK JALANAN




Kupandangi sosok mereka yang kumal, berbaur dengan debu ibukota yang bertebaran.
Kaki-kaki kecil mereka berpacu dengan cepatnya laju angkutan kota yang penuh sesak, di jejali oleh beragam jenis penumpang. Bau keringat bercampur hawa panas yang ada di dalamnya, tak menyurutkan semangat mereka untuk melantunkan satu-dua buah lagu dari bibir mereka yang mungil. Tak mereka hiraukan tatapan demi tatapan para penumpang lainnya. Ada yang menatap dengan iba namun tak sedikit pula yang menghujamkan tatapan melecehkan. Bahkan di antaranya, sampai ada yang meludah di tepian lantai yang sejak awal telah kotor dan berkerak.
Potret anak jalanan yang selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat, tak terkecuali kita. Sering kali dianggap sebagai sosok yang tak berguna, perusak keindahan kota, sampai dengan sampah mayarakat. Namun mereka tetap tak perduli, terus melantunkan bait demi bait lagu dengan suara mereka yang serak dan sumbang. Tergurat rasa lelah yang sangat dari wajah-wajah polos mereka, namun semua itu seakan terhapus dengan semangat yang mereka tunjukkan.
Entah berapa banyak lagi potret seperti itu yang bertebaran di sekeliling kita. Anak-anak yang semestinya bergembira, menikmati indahnya masa kecil mereka. Bermain dan tertawa dengan teman-teman sebayanya, tanpa harus bersusah payah bekerja demi mengais beberapa keping uang logam dari mereka yang masih memiliki rasa iba. Bocah-bocah itu tidak memaksa, hanya berharap akan adanya para dermawan yang sudi untuk berbagi sedikit saja dari rejeki yang mereka miliki.
Nasib yang mengantarkan mereka berbuat seperti itu, agar tak lagi merasa lapar, agar ada sedikit saja uang yang bisa mereka gunakan untuk membeli sesuam makanan. Tak berharap banyak, hanya berusaha menjalaninya hari demi hari.

Perdulikah kita akan keadaan mereka? Terenyuhkah kita melihat kenyataan tersebut? Sampai kapan hal itu akan terus berlajut? Apa yang bisa kita lakukan untuk mereka?
Sedikit saja tentang 'Potret Anak Jalanan'.

BERSYUKURLAH ANDA DENGAN NIKMAT YANG ADA SEKARANG,JANGANLAH KITA SOMBONG DENGAN KESEMPURNAAN KITA..KARNA KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLAH

Rabu, 16 Juni 2010

gw ambil dr crita seorang teman,,,cb ngliat dr sisi cewe...thx sist...

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,

tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……
Cerita Sedih Tentang Cinta
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…

Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,

Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Cerita Ayah

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.

Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….

Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama….

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Kisah Sedih

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….

Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…

Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu…..

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia….

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa….

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….

Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal…

SAYANGILAH KEDUA ORANG TUAMU YANG TELAH MEMBESARKANMU...
KARNA MEREKA BERDUA SANGAT MENYAYANGIMU...

Senin, 07 Juni 2010


Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaan yang dimilikinya.
Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya.
Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya.

Sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya.
Kekasihnya bertanya,”Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?”
Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta.
Dia menolak untuk menikah dengannya. Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, “Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya.” Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat
status dalam hidupnya berubah . Hanya sedikit orang yang ingat
bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat
terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan
menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.
Hidup adalah Anugerah Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar. Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara. Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu. Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu. Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan yang telah kehilangan pasangan hidupnya. Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu. Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga. Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu. Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatkannya. Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan. Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama. Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu. Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan. Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini. Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu. NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI!

Minggu, 06 Juni 2010

it's me


Ditipu atau Tertipu
Dirasa atau Merasa
Disayang atau menyayang
Di Kasih atau mengasihi
Di Cinta atau mncintai
...Aq ingin Di.....
dan q ingin lebih Me.........